Gasing
Gasing adalah sejenis
permainan rakyat yang digemari dan paling banyak dimainkan oleh
masyarakat Melayu, baik tua atau muda. Permainan gasing ini telah ada
dalam kehidupan masyarakat Melayu jauh sebelum masa penjajahan Belanda.
Masyarakat Melayu bahkan rutin memainkan dan membuat kompetisi gasing.
Baik secara beregu atau perorangan.
Gasing biasanya dibuat dari kayu bakau yang sudah tua. Hal ini
ditujukan agar gasing benar-benar kuat, karena dalam masyarakat Melayu
Kepulauan Riau terdapat 2 jenis permainan gasing. Yaitu Pangkah Gasing
dan Gasing Uri. Pangkah Gasing adalah permainan adu kuat gasing yang
sengaja saling dibenturkan, dan Gasing Uri adalah permainan adu lama
perputaran gasing.
Gasing yang banyak dimainkan oleh masyarakat Melayu memiliki berbagai
macam bentuk dan nama sesuai dengan bentuk dan jenis permainannya.
Gasing yang biasa dimainkan masyarakat Melayu Kepulauan Riau adalah
sebagai berikut :
- Gasing Berembang
- Gasing Payung
- Gasing Leper
- Gasing Botol
- Gasing Jantung.
Canang
Canang adalah permainan rakyat Melayu di Kepulauan Riau, yang di
daerah lain disebut juga dengan Patok Lele atau Tuk Lele. Permainan
Canang sangat sederhana, karena hanya membutuhkan dua batang kayu
seukuran jari orang dewasa yang berbeda ukuran panjangnya. Kayu dengan
ukuran panjang disebut dengan “induk” dan kayu yang lebih pendek disebut
dengan “anak”.
Meski dapat dimainkan secara perorangan, namun biasanya canang
dimainkan secara beregu. Untuk mengurangi bahaya permainan, biasanya
canang dimainkan di tanah lapang. Canang dimainkan dengan membuat lubang
kecil dengan panjang sekitar satu jengkal di pusat permainan, dan garis
melintang yang disebut dengan garis benteng.
Teknis permainan sederhana yang biasa dimainkan dalam masyarakat Melayu Tanjungpinang adalah :
Mencuit, yaitu “anak” canang dilintangkan pada lubang lalu dicuit
dengan “induk” canang. Pihak lawan yang menjaga di belakang garis
benteng dapat menangkap “anak” canang tersebut dan menancapkannya di
garis benteng.
Nyanang, yaitu “anak” canang dilambungkan dan dipukul dengan “induk”
canang. Jika “anak” canang berhasil ditangkap, penjaga memiliki nilai 1.
Ngidup Api, yaitu “anak” canang disandarkan sekitar 30 derajat pada
lubang canang. Kemudian “anak” canang dipukul sedikit dengan “induk”
canang hingga melenting dan lentingan “anak” canang itu kemudian dipukul
dengan “induk” canang. Ngidup Api dinilai gagal jika “anak” canang
tidak melewati garis benteng.
Sumber: http://disparekraf.tanjungpinangkota.go.id/permainan-rakyat-melayu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar