Bulan Rhamadhan, bulan pembuka peradaban membaca yang sesungguhnya, pada bulan ini, Ayat membaca diturunkan “Iqra” dan nama kitabnya pun, disebut “Qur’an” sebuah “Bacaan”.
Betapa bulan ini menjadi bulan pembuka alam berfikir, bertafakur, dan awal hebatnya sebuah Kaum dan sebuah Negara, karena tampa membaca dan bacaan, suatu Negara tidak akan pernah maju dan beradab.
Masyarakat pada waktu itu, sebagai masyarakat Ummiyun (seperti bayi ketika lahir) yang tidak dapat membaca dan menulis, dan dalam riwayat hanya belasan saja yang mampu menulis dan membaca, sehingga mereka hanya mampu mengandalkan hafalan saja. Dan yang kuat hafalannya, dianggap orang yang cerdas, dan menghafal menjadi tolak ukur kehebatan seseorang, serta bisa menulispun dianggap aib. “sesungguhnya menulis dianggap aib dikalangan kami” demikian kata Zurrahmah.
“Iqra” benar-benar merubah segalanya, orang Arab kemudian memiliki pengetauan yang luar biasa, dunia literasi tumbuh berbunga dan berkecambah, yang puncaknya, pengetahuan dunia berada di tangan Umat Islam, peradaban emas ditoreh oleh Muawwiyah, Abbasiyah, dan seterusnya, dibarat masih benar-benar gulita.
Benih dari “Iqra”, benih dari “Al-Qur’an” yang dirunkan dibulan Rhamadhan, seperti Al-Jahizh yang berkata “barangsiapa yang ketika membeli buku dan membacanya tidak berasa lebih nikmat daripada saat membelanjakan hartanya untuk membeli hal-hal yang diinginkan, atau tidak melebihi ambisi para hatawan untuk membangun bangunan, sesungguhnya ia belum mencintai Ilmu.
Seperti As-Saghani, lebih 50 tahun tidak henti membaca buku, Ali Asyafi’i begadang semalaman suntuk bersama buku, Fairuz Abadi kemana-mana hanya ada buku dan pena, Ibnu Tamiyah walau di kamar mandi tak lepas dari membaca, Abu Khair As Sa’di sampai di penghujung usianya buku teman abadinya, Adz-Zahabi sampai mengeluarkan kencing darah dua kali, ia kemana-mana memikul buku di pundaknya. Belum lagi Abdullah Mubarak, Adz-Dzul, Ibnu Arabi, Ar-razi, Ibnu Asakir, yang kehidupan mereka dipenuhi dengan membaca dan tidak pernah kesepian karena selalu ditemani dengan buku-buku. Ada yang sehari mengahtamkan puluhan buku, satu bulan ratusan bahkan puluhan ribu buku selesai membaca.
Inilah peradaban keilmuan yang luarbiasa, benar-benar buku menjadi inspirasi membuka pintu-pintu ilmu dan mereka tidak hanya menjadi pembaca, tetapi berkarya, yang setiap harinya puluhan lembar toretereh dari tangan-tangan mulia mereka. Bisa dibatangkan berapa jilid buku yang bisa diselesaikan dalam satu tahun saja, maka tidak heran satu tangan penulis melahirkan ratusan buku, satu judul buku lebih dari 20 jilid. Adakah yang menandinginya hari ini ?
Bulan Rhamadhan, Bulan Membaca, seperti Al-Aswad bin Yazid yang hatam Al-Quran setiap dua malam, Qatadah yang menhatamkan Al-Quran setiap tiga hari, Imam Syafi’i khatam 60 kali dalam bulan Rhamadhan, bulan yang diberkati ini melahirkan banyak karya.
Seandaninya ada hari membaca, maka Bulan Rhamadhan bulannya.
ulan Rhamadhan, bulan pembuka peradaban membaca yang sesungguhnya, pada bulan ini, Ayat membaca diturunkan “Iqra” dan nama kitabnya pun, disebut “Qur’an” sebuah “Bacaan”.
Bulan Rhamadhan, Bulan Membaca, seperti Al-Aswad bin Yazid yang hatam Al-Quran setiap dua malam, Qatadah yang menhatamkan Al-Quran setiap tiga hari, Imam Syafi’i khatam 60 kali dalam bulan Rhamadhan, bulan yang diberkati ini melahirkan banyak karya.
Seandaninya ada hari membaca, maka Bulan Rhamadhan bulannya.
#Ikapemakeprimalang#menjalinvisimembangunnegeri
#BulanRhamadhanIkapema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar