Asrama Kepri sudah berdiri dari
lahirnya Organisasi Daerah IKAPEMA Kepri-Malang, sudah 16 dan setelah 16 tahun sudah begitu banyak
perubahan yang terjadi, dari asramanya maupun dari anggotanya sendiri. Yang awalnya
asrama hanya cuman untuk putra, sekarang sudah ada asrama putri, yang awalnya
anggotanya hanya hitungan puluhan, sekarang sudah ratusan anggota. Dan di
periode ini penulis akan membagikan suka duka yang ada di Asrama Kepri, yang
dulunya pada saat periode 2016/2017 sudah sangat kompak sekali anggota
asramanya, dan di periode ini kembali meurun kekompakan yang ada di Asrama
Putranya sendiri dan orang-orang bilang ada sebuah gep-gepan yang ada di
dalamnya. Yang dulunya ruang tengah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak
asrama, akan tetapi sekarang ruang tengah hanya sebatas jalur yang harus
dilewati untuk masuk ke dalam kamar, yang dulunya makan bareng-bareng di ruang
tengah, sekarang makan di ruang tengah pun enggan, mereka hanya mau pergi makan
bersama teman gep-gepannya saja. Perubahan yang terjadi sangat drastis sekali. Coba
teman-teman pembaca bayangkan bagaimana sebuah Organisasi ini akan kompak, akan
berjalan dengan baik, akan maju dan akhirnya akan menjadi panutan Organisasi
lainnya, kalau orang-orang yang didalamnya mulai tidak peduli lagi antar
sesamanya, mulai enggan berkumpul bersama, dan mulai menghina antar sesame temannya.
Awalnya penulis merasa Organisasi
Daerah ini sebentar lagi akan berhenti berjalan dari rodanya, dan anggotanya
pun mulai pergi. Akan tetapi kewaswasan itu berubah 180 derajat.
Yaaah itu mah dulu, sekarang
sedikit demi sedikit kekompakan yang ada di Asrama Putranya kembali lagi,
begitu pula dengan Asrama Putrinya, semakin tahun mereka semakin kompak, yaahh
walaupun ada yang masih hanya mau pilih-pilih teman, itu tidak masalah, karna
sebentar lagi, mau tidak mau sebuah kata gep-gepan itu akan hilang.
Selain dari anggotanya sendiri
Asrama Kepri juga banyak terjadi perubahan selama 16 tahun, dan di periode ini
asrama cukup beruba drastis dari periode sebelumnya, Asrama Putra sudah di cat
ulang menjadi warna biru abu2, sedangkan Asrama Putrinya sudah di cat ulang
dengan warna cat yang sama yaitu putih, dan sistem-sistem didalamnya pun juga
sangat beruba banyak dari periode sebelumnya.
Penulis ingin menceritakan sedikit
tentang pembayaran Asrama Putri, dulunya Asrama Putri pembayarannya setiap 2
tahun sekali sebesar 40 juta rupiah dan 5 juta rupiah sebagai jaminan jikalau
ada perubahan tidak sesuai dengan keigininan yang punya rumah, akan tetapi
sekarang pembayarannya setiap 1 tahun sekali sebesar 40 juta rupiah dan 5 juta
rupiah sebagai jaminan jikalau ada perubahan bentuk yang tidak sesuai dengan keinginan
yang punya rumah. Sejujurnya itu sangat merugikan bagi kita sendiri, terutama 5
juta uang jaminan tersebut, kita bisa terima kalau pembayarannya setiap 1 tahun
sekali karena barang-barang property setiap tahunnya akan selalu naik, akan
tetapi yang di pertanyakannya ini bagaimana nasib uang yang 5 juta ini ?
Karena setiap tahunnya perubahan
pasti akan terjadi, contoh semisal rumah bocor, otomatis harus di perbaikan,
akan tetapi ketika tahun berikutnya, pemilik rumah tidak akan terima jika ada
perubahan dari isi rumah tersebut, dan pastinya uang 5 juta tersbut akan di
ambil oleh pemilik rumah, dan itu sangat-sangat dan sangat merugikan untuk
kami, karena hanya masalah perubahan atap yang bocor, dan itu pengeluarannya
dari kita sendiri, dan uang jaminan itu diambil juga. Walapun perubahannya sama
dengan sebelumnya, tetap saja pemilik rumah itu tidak terima dengan
perubahannya, dan intinya pemilik rumah ini tidak mau ada perubahan di
dalamnya, dan yang kedua pemilik rumah ini telah melakukan tindakan kecurangan
dalam perjanjian yang ada.
Nah, apa yang ditulis oleh penulis
ini benar, semakin lama anggota Asrama ini semakin kreatif dengan penyelesaian
masalahnya.
Dan pada akhirnya kami memberikan
sebuah solusi yang baru yaitu, bagaimana uang 5 juta ini kita jadikan untuk
renofasi rumah yang ditnggali, dan menurut saya sebagai penulis, itu adalah
solusi yang sangat tepat dan bijak, karena solusi ini sangat menguntungkan kita
pada akhirnya.
Masalah yang kedua penulis sedikit
ingin membagikannya, masalah kedua ini dulunya setiap tahun akan selalu saja
terjadi. Pasti teman-teman pada bingung, kok bisa sih ?
Jadi begini ceritanya, setiap tahun
kita harus membayar uang kontrak rumah sebesar 75 juta untuk Asrama Putra dan
Putr di bulan Agustus, sedangkan uang yang turun dari Pemerintah Daerah baru
bisa turun pada bulan Oktober, jadi gimana caranya agar kita bisa membayar DP
uang Asrama tersebut ?
Nah, dulunya anggota asrama ini
meminjam uang ke orang tuanya, ada yang mau untuk menggadaikan motor, TV, sampai
dengan laptopnya, agar apa ? agar bisa untuk membayar DP asrama ini, dan
masalah ini setiap tahun selalu saja terjadi.
Pada akhirnya, kita bisa
menyelesaikan masalah tersebut, dengan cara setiap anggota harus membayar uang
tabungan sebesar 50 ribu rupiah setiap bulannya, karna dengan uang tersebutlah
nantinya akan dijadikan uang untuk pembayaran Asrama Putra maupun Putri, dan
menurut penulis itu adalah salah satu ide yang tepat digunakan.
Yaaah begitulaah suka duka Asrama
Kepri, dan kemajuan-kemajuan yang ada didalamnya, dan itu masih beberapa yang
bisa penulis ceritakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar